BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS

Friday, October 9, 2009

LUKISAN TANGAN.. APE BENDA 2???

Saya ada terjumpa salah satu lukisan tangan. Lukisan jenis ini memelukan daya fantasi dan imijinasi yang tinggi untuk menghasikan sebuah karya yang unik. Ianya juga memerlukan pemikiran yang kreatif dalam pemilihan sudut pandang yang paling sesuai. Bersama kita hayati dan merasai keunikannya.














LUKISAN TANGAN.. APE BENDA 2???

CONTOH-CONTOH LUKISAN ALIRAN SENI




















ALIRAN SENI LUKISAN

ALIRAN SENI LUKIS

1. SURRIALISME
2. KUBISME
3. ROMANTISME
4. ABSTRAKS
5. EKPRESSIONISME
6. IMPRESIONALISME
7. FAUVISME
8. REALISME

1.SURRIALISME
Lukisan dengan aliran ini kebanyakan menyerupai bentuk-bentuk yang sering ditemui di dalam mimpi. Pelukis berusaha untuk mengabaikan bentuk secara keseluruhan kemudian mengolah setiap bagian tertentu dari objek untuk menghasilkan sensasi tertentu yang bisa dirasakan manusia tanpa harus mengerti bentuk aslinya.

2. KUBISME
Adalah aliran yang cenderung melakukan usaha abstraksi terhadap objek ke dalam bentuk-bentuk geometri untuk mendapatkan sensasi tertentu. Salah satu tokoh terkenal dari aliran ini adalah Pablo Picasso.

3. ROMANTISME
Merupakan aliran tertua di dalam sejarah seni lukis modern Indonesia. Lukisan dengan aliran ini berusaha membangkitkan kenangan romantis dan keindahan di setiap objeknya. Pemandangan alam adalah objek yang sering diambil sebagai latar belakang lukisan.Romantisme dirintis oleh pelukis-pelukis pada zaman penjajahan Belanda dan ditularkan kepada pelukis pribumi untuk tujuan koleksi dan galeri di zaman kolonial. Salah satu tokoh terkenal dari aliran ini adalah Raden Saleh.

4. ABSTRAK
Adalah usaha untuk mengembangkan sampingkan unsur bentuk dari lukisan. Teknik abstraks yang berkembang pesat seiring merebaknya seni kontemporer saat ini berarti tindakan menghindari peniruan objek secara mentah. Unsur yang dianggap mampu memberikan sensasi keberadaan objek diperkuat untuk menggantikan unsur bentuk yang dikurangi porsinya.

5. EKPRESSIONISME
Ekspressionisme adalah kecenderungan seorang seniman untuk mendistorsi kenyataan dengan emosional. Ekspresionisme dapat dilihat di dalam karya lukisan, sastra, film, arsitektur, dan muzik. Istilah emosi ini biasanya lebih menuju kepada jenis emosi kemarahan dan depresi daripada emosi bahagia.

6. IMPRESIONALISME
Impresionisme adalah suatu gerakan seni dari abad 19 yang dimulai dari Paris pada tahun 1860an. Nama ini awalnya dikutip dari lukisan Claude Monet, "Impression, Sunrise" ("Impression, soleil levant"). Kritikus Louis Leroy menggunakan kata ini sebagai sindiran dalam artikelnya di Le Charivari. Karakteristik utama lukisan impresionisme adalah kuatnya goresan kuas, warna-warna cerah (bahkan banyak sekali pelukis impresionis yang mengharamkan warna hitam karena dianggap bukan bagian dari cahaya), komposisi terbuka, penekanan pada kualitas pencahayaan, subjek-subjek lukisan yang tidak terlalu menonjol, dan sudut pandang yang tidak biasa.

7. FAUVISME
Fauvisme adalah aliran yang menghargai ekspresi dalam menangkap suasana yang hendak dilukis. Tidak seperti karya impresionisme, pelukis fauvis berpendapat bahwa harmoni warna yang tidak terpaut dengan kenyataan di alam justru akan lebih memperlihatkan hubungan pribadi seniman dengan alam tersebut.
Konsep dasar fauvisme bisa terlacak pertama kali pada 1888 dari komentar Paul Gauguin kepada Paul Sérusier:
"How do you see these trees? They are yellow. So, put in yellow; this shadow, rather blue, paint it with pure ultramarine; these red leaves? Put in vermilion."("Bagaimana kau menginterpretasikan pepohonan itu? Kuning, karena itu tambahkan kuning. Lalu bayangannya terlihat agak biru, karena itu tambahkan ultramarine. Daun yang kemerahan? Tambahkan saja vermillion.")

Segala hal yang berhubungan dengan pengamatan secara objektif dan realistis, seperti yang terjadi dalam lukisan naturalis, digantikan oleh pemahaman secara emosional dan imajinatif. Sebagai hasilnya warna dan konsep ruang akan terasa bernuansa puitis. Warna-warna yang dipakai jelas tidak lagi disesuaikan dengan warna di lapangan, tetapi mengikuti keinginan pribadi pelukis.Penggunaan garis dalam fauvisme disederhanakan sehingga pemirsa lukisan bisa mendeteksi keberadaan garis yang jelas dan kuat. Akibatnya bentuk benda mudah dikenali tanpa harus mempertimbangkan banyak detail. Pelukis fauvis menyerukan pemberontakan terhadap kemapanan seni lukis yang telah lama terbantu oleh objektivitas ilmu pengetahuan seperti yang terjadi dalam aliran impresionisme, meskipun ilmu-ilmu dari pelukis terdahulu yang mereka tentang tetap dipakai sebagai dasar dalam melukis. Hal ini terutama terjadi pada masa awal populernya aliran ini pada periode 1904 hingga 1907.

8. REALISME
Realisme di dalam seni rupa berarti usaha menampilkan subjek dalam suatu karya sebagaimana tampil dalam kehidupan sehari-hari tanpa tambahan embel-embel atau interpretasi tertentu. Maknanya bisa pula mengacu kepada usaha dalam seni rupa unruk memperlihatkan kebenaran, bahkan tanpa menyembunyikan hal yang buruk sekalipun.

Pembahasan realisme dalam seni rupa bisa pula mengacu kepada gerakan kebudayaan yang bermula di Perancis pada pertengahan abad 19. Namun karya dengan ide realisme sebenarnya sudah ada pada 2400 SM yang ditemukan di kota Lothal, yang sekarang lebih dikenal dengan nama India.


HUKUM MELUKIS DALAM ISLAM


Hukum Melukis Objek Manusia Atau Binatang

Berbalik kepada soalan yang ditanya, ia berkisar berkenaan hukum melukis gambar objek yang hidup yang terdiri daripada manusia dan haiwan. Sememangnya para ulama berselisih pandangan dalam masalah ini. Ini kerana mereka berbeza pandangan dalam memahami hadith Rasulullah yang zahirnya melarang lukisan.

Para fuqaha di dalam 3 mazhab utama iaitu mazhab Al-Imam Abu Hanifah, Al-Imam Al-Syafie dan Al-Imam Ahmad ibnu Hanbal tidak membenarkan sama sekali seseorang individu melukis gambar objek-objek yang hidup daripada manusia dan binatang. Para ulama di dalam tiga mazhab ini juga mengharamkan seseorang daripada mengukir patung-patung yang menyerupai manusia ataupun binatang.

Cuma di dalam Mazhab Al-Imam Malik, para fuqaha mazhab ini (Al-Malikiyyah) berpandangan bahawa hukum melukis gambar yang sempurna[ii] bagi manusia dan haiwan adalah dibenarkan sekalipun hukumnya adalah makruh.

Ini bermakna sekiranya seseorang berniat untuk tidak melukis gambar manusia dan haiwan yang sempurna, maka dia akan mendapat pahala kerana meninggalkan perbuatan yang makruh. Namun sekiranya dia tetap melukis gambar objek hidup secara sempurna, dia tidaklah berdosa tetapi dia tidak akan mendapat sebarang pahala.

Berdasarkan jawapan di atas jelaslah kepada kita bahawa;
Melukis gambar objek yang hidup sama ada gambar manusia atau binatang adalah dibenarkan oleh para fuqaha dalam Mazhab Al-Imam Malik selagi mana gambar tersebut dalam bentuk lukisan atau ukiran. Walaubagaimanapun Al-Malikiyyah (ulama di dalam mazhab Al-Imam Malik) tetap menganggap melukis gambar manusia atau binatang adalah makruh sekiranya gambar objek bernyawa tersebut adalah sempurna.

Namun sekiranya anda ingin memegang pandangan yang mengharamkan sebarang lukisan yang menggambarkan objek manusia atau binatang, maka berdasarkan kaedah:



الْخُرُوْجُ مِنَ الْخِلاَفِ مُسْتَحَبٌّ


yang bermaksud: "Keluar daripada titik perselisihan adalah disunatkan", maka tindakan anda adalah dialu-alukan. Ini kerana apabila anda tidak melukis gambar manusia atau binatang, anda tidak melakukan perbuatan yang haram sama sekali sama ada berdasarkan pandangan yang mengharamkan sebarang gambar manusia dan binatang atau pandangan Al-Malikiyyah yang membolehkan seseorang untuk melukis gambar manusia atau binatang.
Walaupun begitu, ini tidak bermakna bahawa seseorang yang berpegang dengan pandangan Al-Malikiyyah adalah berdosa dan wajib diperbetulkan. Ini kerana apabila para ulama berbeza pandangan dalam menetapkan hukum terhadap sesuatu perbuatan, maka seseorang muqallid (individu yang tidak sampai ke tahap mujtahid) berhak untuk meilih mana-mana pandangan tanpa menerima sebarang dosa.

Hukum Gambar Fotografi

Gambar fotografi adalah dibenarkan selagi mana gambar yang diambil tidak diharamkan untuk dilihat. Oleh itu, apabila seseorang mengambil gambar temannya dalam keadaan si teman menutup aurat, hukum mengambil gambar tersebut adalah dibenarkan. Jelasnya mengambil gambar manusia yang yang tidak menutup aurat adalah diharamkan.

Gambar yang berwarna ataupun hitam putih adalah sama dari sudut hukum. Keadaan gambar tersebut adalah hitam putih atau berwarna bukanlah penentu kepada sesuatu hukum.


Hukum Menggantungkan Gambar Di Dinding

* Hukum menggantungkan gambar selain dari gambar manusia dan haiwan adalah dibenarkan. Contohnya gambar tumbuh-tumbuhan dan alam semulajadi.

* Namun sekiranya gambar yang digantung adalah gambar manusia atau haiwan yang sempurna, maka berdasarkan pandangan Al-Malikiyyah, hukumnya adalah makruh sekiranya gambar tersebut digantung atau dimuliakan.

* Sekiranya gambar tersebut tidak dimuliakan, contohnya gambar yang ada pada hamparan, bantal, selipar, kasut dan sebagainya, maka tindakan menggunakan dan menyimpan barang-barang tersebut adalah tidak digalakkan. Ini kerana yang sebaiknya adalah tidak menggunakan langsung sebarang gambar kepada objek hidup.

* Walaubagaimanapun, berdasarkan pandangan para ulama selain daripada Al-Malikyyah, mereka mengharamkan seseorang individu untuk menggantungkan sebarang gambar manusia atau binatang yang sempurna.

* Sekiranya gambar yang ingin digantung adalah gambar manusia atau haiwan yang tidak sempurna seperti gambar kepala manusia sahaja, gambar kepala seekor singa, gambar seekor lembu tanpa kepala dan gambar manusia yang dadanya berlubang, maka kebanyakan para ulama membenarkannya tanpa ada sebarang hukum makruh.


Hadith Yang Menunjukkan Seolah-Olah Pelukis Mencabar Allah

* Berkenaan dengan hadith yang zahirnya menunjukkan bahawa lukisan benda yang bernyawa adalah seakan-akan mencabar ciptaan Allah, bagi para ulama yang berpandangan bahawa lukisan objek manusia dan binatang yang sempurna adalah haram, mereka menjadikan pengharaman tersebut kerana hadith Rasulullah menunjukkan bahawa orang yang melukis objek benda yang bernyawa telah mencabar Allah Taala.

* Namun bagi para ulama yang tidak berpandangan bahawa lukisan gambar manusia dan haiwan adalah haram, mereka berpandangan bahawa maksud lukisan gambar yang membawa kepada mencabar Allah Taala adalah hanya apabila gambar yang dilukis bertujuan untuk disembah

ataupun

* orang yang melukis tersebut sendiri ingin menjadikan lukisannya sebagai satu cara untuk menyatakan kepada orang lain bahawa dia mampu melakukan sebagaimana Allah menciptakan sesuatu objek. Ini bermakna si pelukis sendiri yang berniat untuk mencabar kehebatan Allah dalam mencipta alam.

* Sekiranya si pelukis tidak berniat untuk mencabar atau menandingi Allah Taala dan lukisan yang dibuat bukanlah untuk disembah, maka para ulama yang tidak mengharamkan lukisan akan menyatakan bahawa tiada sebarang sebab yang boleh mengharamkan lukisan.

Penutup.

Perbincangan berkaitan dengan hukum gambar adalah satu perbincangan yang akan memperlihatkan perbezaan pandangan para ulama dalam menentukan hukum. Walaupun ada hadith yang zahirnya menunjukkan bahawa melukis adalah haram, tetapi para ulama berselisih pandangan dalam memahami hadith-hadith tersebut sehingga menyebabkan pandangan yang pelbagai dalam masalah hukum melukis.

Kita sebagai orang Islam wajib untuk menghormati perselisihan pandangan ini dengan tidak memaksa umat Islam yang lain memilih hanya satu pandangan daripada pandangan-pandangan yang pelbagai. Ini kerana setiap pandangan mempunyai sandaran dan hujah ilmu yang diceduk daripada Al-Quran, Al-Sunnah dan dalil-dalil feqh yang lain.

Kita juga tidak boleh mencemuh pandangan sebahagian para fuqaha sekiranya pandangan mereka tidak sama dengan pandangan mazhab yang kita pegangi.

Wallahu A'lam.

Zaman prasejarah

Secara historis, seni lukis sangat terkait dengan gambar. Peninggalan-peninggalan prasejarah memperlihatkan bahwa sejak ribuan tahun yang lalu, nenek moyang manusia telah mulai membuat gambar pada dinding-dinding gua untuk mencitrakan bagian-bagian penting dari kehidupan mereka.

Semua kebudayaan di dunia mengenal seni lukis. Ini disebabkan karena lukisan atau gambar sangat mudah dibuat. Sebuah lukisan atau gambar bisa dibuat hanya dengan menggunakan materi yang sederhana seperti arang, kapur, atau bahan lainnya. Salah satu teknik terkenal gambar prasejarah yang dilakukan orang-orang gua adalah dengan menempelkan tangan di dinding gua, lalu menyemburnya dengan kunyahan daun-daunan atau batu mineral berwarna.

Hasilnya adalah jiplakan tangan berwana-warni di dinding-dinding gua yang masih bisa dilihat hingga saat ini. Kemudahan ini memungkinkan gambar (dan selanjutnya lukisan) untuk berkembang lebih cepat daripada cabang seni rupa lain seperti seni patung dan seni keramik.

Seperti gambar, lukisan kebanyakan dibuat di atas bidang datar seperti dinding, lantai, kertas, atau kanvas. Dalam pendidikan seni rupa modern di Indonesia, sifat ini disebut juga dengan dwi-matra (dua dimensi, dimensi datar). Seiring dengan perkembangan peradaban, nenek moyang manusia semakin mahir membuat bentuk dan menyusunnya dalam gambar, maka secara otomatis karya-karya mereka mulai membentuk semacam komposisi rupa dan narasi (kisah/cerita) dalam karya-karyanya.

Objek yang sering muncul dalam karya-karya purbakala adalah manusia, binatang, dan obyek-obyek alam lain seperti pohon, bukit, gunung, sungai, dan laut. Bentuk dari obyek yang digambar tidak selalu serupa dengan aslinya. Ini disebut citra dan itu sangat dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis terhadap obyeknya. Misalnya, gambar seekor banteng dibuat dengan proporsi tanduk yang luar biasa besar dibandingkan dengan ukuran tanduk asli. Pencitraan ini dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis yang menganggap tanduk adalah bagian paling mengesankan dari seekor banteng. Karena itu, citra mengenai satu macam obyek menjadi berbeda-beda tergantung dari pemahaman budaya masyarakat di daerahnya. Pencitraan ini menjadi sangat penting karena juga dipengaruhi oleh imajinasi. Dalam perkembangan seni lukis, imajinasi memegang peranan penting hingga kini.

SEJARAH UMUM SENI LUKIS

Pada mulanya, perkembangan seni lukis sangat terkait dengan perkembangan peradaban manusia. Sistem bahasa, cara bertahan hidup (memulung, berburu dan memasang perangkap, bercocok-tanam), dan kepercayaan (sebagai cikal bakal agama) adalah hal-hal yang mempengaruhi perkembangan seni lukis. Pengaruh ini terlihat dalam jenis obyek, pencitraan dan narasi di dalamnya. Pada masa-masa ini, seni lukis memiliki kegunaan khusus, misalnya sebagai media pencatat (dalam bentuk rupa) untuk diulangkisahkan. Saat-saat senggang pada masa prasejarah salah satunya diisi dengan menggambar dan melukis. Cara komunikasi dengan menggunakan gambar pada akhirnya merangsang pembentukan sistem tulisan karena huruf sebenarnya berasal dari simbol-simbol gambar yang kemudian disederhanakan dan dibakukan.

Pada satu titik, ada orang-orang tertentu dalam satu kelompok masyarakat prasejarah yang lebih banyak menghabiskan waktu untuk menggambar daripada mencari makanan. Mereka mulai mahir membuat gambar dan mulai menemukan bahwa bentuk dan susunan rupa tertentu, bila diatur sedemikian rupa, akan nampak lebih menarik untuk dilihat daripada biasanya. Mereka mulai menemukan semacam cita-rasa keindahan dalam kegiatannya dan terus melakukan hal itu sehingga mereka menjadi semakin ahli. Mereka adalah seniman-seniman yang pertama di muka bumi dan pada saat itulah kegiatan menggambar dan melukis mulai condong menjadi kegiatan seni.

LUKISAN KLASIK

TUJUAN LUKISAN KLASIK

Seni lukis zaman klasik kebanyakan dimaksudkan untuk tujuan:

* Mistisme (sebagai akibat belum berkembangnya agama)
* Propaganda (sebagai contoh grafiti di reruntuhan kota Pompeii),

Di zaman ini lukisan dimaksudkan untuk meniru semirip mungkin bentuk-bentuk yang ada di alam. Hal ini sebagai akibat berkembangnya ilmu pengetahuan dan dimulainya kesadaran bahwa seni lukis mampu berkomunikasi lebih baik daripada kata-kata dalam banyak hal. Selain itu, kemampuan manusia untuk menetap secara sempurna telah memberikan kesadaran pentingnya keindahan di dalam perkembangan peradaban.

Seni lukis zaman pertengahan

Sebagai akibat terlalu kuatnya pengaruh agama di zaman pertengahan, seni lukis mengalami penjauhan dari ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dianggap sebagai sihir yang bisa menjauhkan manusia dari pengabdian kepada Tuhan. Akibatnya, seni lukis pun tidak lagi bisa sejalan dengan realitas.

Kebanyakan lukisan di zaman ini lebih berupa simbolisme, bukan realisme. Sehingga sulit sekali untuk menemukan lukisan yang bisa dikategorikan "bagus".

Lukisan pada masa ini digunakan untuk alat propaganda dan religi. Beberapa agama yang melarang penggambaran hewan dan manusia mendorong perkembangan abstrakisme (pemisahan unsur bentuk yang "benar" dari benda).

LUKISAN KLASIK


Namun sebagai akibat pemisahan ilmu pengetahuan dari kebudayaan manusia, perkembangan seni pada masa ini mengalami perlambatan hingga dimulainya masa renaissance.

Seni lukis zaman Renaissance

Berawal dari kota Firenze. Setelah kekalahan dari Turki, banyak sekali ahli sains dan kebudayaan (termasuk pelukis) yang menyingkir dari Bizantium menuju daerah semenanjung Italia sekarang.

Dukungan dari keluarga deMedici yang menguasai kota Firenze terhadap ilmu pengetahuan modern dan seni membuat sinergi keduanya menghasilkan banyak sumbangan terhadap kebudayaan baru Eropa.

Seni Rupa menemukan jiwa barunya dalam kelahiran kembali seni zaman klasik. Sains di kota ini tidak lagi dianggap sihir, namun sebagai alat baru untuk merebut kembali kekuasaan yang dirampas oleh Turki.

Pada akhirnya, pengaruh seni di kota Firenze menyebar ke seluruh Eropa hingga Eropa Timur.

SENI ZAMAN ROMANTISME MEMBAWA PERASAAN SAYANGKAN DIRI

Kembali kita dalam perbincangan Bahagian II, berhubung pengaruh gaya dalam seni tampak dengan memberi fokus pada zaman Romantisme. Gaya yang begitu kuat pengaruhnya dalam seni lukis ketika zaman Romantisme telah menjadikan perasaan sayang diri itu kadangkala tarafnya ditingkatkan menjadi wira. Status wira itu dimiliki dengan perjuangan mengangkat martabat seni dan seniman yang meneruskan reformasi gaya dalam seni lukis dianggap wira mengatasi zaman. Tarafnya meningkat menjadi wira yang menentang kebiasaan konvensi sehingga tercipta satu stail seni yang baru.

Romantisme jauh terkeluar daripada masa dan ruang. Di England, Perancis, Jerman dan Amerima, benih Romantisme telah ditanam pada abad ke-18. Tekanan yang kuat dalam perasaan perseorangan terbukti dalam karya-karya seperti novel, catan dan muzik. Aliran Romantisme pada abad ke-18 memperjuangkan persamaan hak, kebebasan berfikir dan kebebasan hidup manusia daripada kongkongan undang-undang yang melampau.

Romantisme mengatakan bahawa seni harus dapat menimbulkan emosi, merangsang minda dan penentangan terhadap nilai konvensi perlu diubah supaya tidak statik. Bentuk-bentuk seni yang umum telah dipinjam dari arca Greco-Roman perlu diubahsuai. Penentangan pada warna sebagai gerakan ekspresif adalah tentangan terhadap kuasa. Romantisme merasakan bahawa suatu kemestian untuk seniman berfikir dan bertindak melebihi sempadan idea logikal. Revolusi Perancis telah menunjukkan kuasa yang keterlaluan dan peluang yang penting ini digunakan dalam perjuangan seni bagi melawan pengaruh kekuasaan yang melampau.

Estetika Romantisme ialah pemberontakan terhadap kongkongan peraturan dan undang-undang yang melampau dan tidak relevan dengan keadaan semasa. Seniman mulai berkarya dengan gambaran realiti mengikut kehendak hati yang timbul dari perasaan sayangkan diri. Mereka berpendapat seni mesti bebas tanpa kongkongan. Mereka merintis jalan baru ke arah estetika baru, rasa baru dan idea baru. Mereka membuat interpretasi yang baru dan sindiran diluahkan dalam karya terhadap kejadian semasa. Demi sayangkan diri dan sayangkan orang lain, suatu perubahan dalam gaya patut diperjuangkan.

Seniman Romantisme memandang seseorang individu itu sebagai insan yang bertanggungjawab untuk menentukan nasib untungnya sendiri. Perasaan sayang diri itu dijadikan pedoman untuk meluahkan rasa hati yang terpendam. Tidak ada lagi ikatan dengan teknik-teknik tertentu atau memenuhi kehendak pemimpin tertentu atau patron yang mengawal nilai dan mutu seni.
Seni adalah curahan hati, cantuman akal dan budi yang perlu berdiri sendiri.
Menghebahkan idea secara terbuka kepada umum supaya masyarakat dapat berkongsi
dan gagasan ini telah mengangkat seorang seniman itu sebagai wira.

Karya Delacroix “Liberty Leading the People” pada tahun 1830 adalah contoh suasana yang menuntut kebebasan. Figura seorang wanita yang memegang bendera dan memimpin orang lain dalam satu pemberontakan. Watak-watak yang dilukis merangkumi semua lapisan masyarakat. Figura wanita, budak, golongan pekerja termasuk puak borjuis. Imej yang tersirat dalam karya Delacroix ingin melepaskan ketidakpuasan terhadap sesuatu. Mungkin kongkongan tradisi atau suatu luahan perasaan yang takut kepada suasana revolusi.

Figura wanita dilihat sebagat watak memimpin diletakkan pada titik fokus, melambangkan diri yang inginkan kebebasan. Watak wanita bertentangan dengan sifat kelakian. Niat tersirat Delacroix untuk menunjukkan bahawa yang lemah itu sebenarnya adalah kuat. Watak budak yang memegang pistol sebagai lambang seorang rakyat biasa yang lemah dan tidak matang, dipergunakan oleh pihak berkuasa. Golongan borjuis turut serta dalam pemberontakan untuk menyokong golongan bawahan sebagai gambaran iaitu bukan semua puak borjuis itu penindas dan jahat.

Delacroix menggunakan warna-warna terang dan kesan berus yang jelas untuk menimbulkan mood sebagai ekspresif emosi bagi membebaskan diri dari kongkongan peraturan, akta dan undang-undang zalim.

Dalam karya beliau seterusnya, “The Death of Sardanapalus” hasilan tahun 1827 menunjukan watak gundik-gundik yang dibunuh setelah nafsu dipenuhi bagi tujuan mengheret emosi geram, marah pemerhati untuk turut merasai simpati. Kemungkinan ini menunjukkan perasaan yang terpendam di hati Delacroix sendiri. Secara bebasnya Delacroix meluahkan segala emosi melalui karya-karyanya yang menjadi satu stail baru dan idea baru baginya untuk keluar dari karya-karya yang terikat dengan konvensi.

Sesungguhnya reformasi gaya dalam seni tampak membuka minda masyarakat. Reformasi itu dalam bahasa seni tampak tidak seharusnya ada kongkongan yang menjadikan artis dan khalayak beku mindanya dan menjadi pak turut sepanjang zaman. Aturan dan asas-asas seni itu disemai pada peringkat akademik dan menjadi panduan sahaja tetapi tidak seharusnya menjadi hukum dan sesudah itu asas-asas ini disuburkan melalui daya kreativiti artis. Ketika ini akan lahir gaya masing-masing dan menjadi corak baru. Segalanya bermula dari sayangkan diri, sama ada artis itu menyuburkan asas-asas seni mengikut acuannya sendiri dengan berjiwa bebas atau terkongkong minda dan perlakuannya akibat hilang rasa sayang diri.

TEKNIK-TEKNIK DALAM MELUKIS

Anamorfisme bererti penghasilan lukisan secara perspektif. Secara khususnya istilah tersebut adalah titik padang terhadap imej yang dilihat dari sudut tertentu.

Leonardo's Eye

Leonardo da Vinci, sekitar 1485) adalah salah satu contoh karya Anamorfosis tertua yang pernah ditemui.
Selama abad 17th, Mural trompe l'oeil ketika Barok sering menggunakan teknik ini untuk mendapatkan kombinasi arsitektural yang sempurna dengan seni visual. Saat pengunjung melihat bangunan dari sudut yang tepat, maka bangunan tersebut akan bersatumenjadi satu lukisan yang mempunyai dekorasi yang ada. Hans Holbein the Younger adalah salah satu contoh pengguna teknik anamorfisme dalam karyanya.
Kubah dan rangka langit-langit dari Gereja St. Ignazio di Roma Rome, yang dilukis oleh Andrea Pozzo, merupakan elemen yang dilukis dalam lukisannya.

Hatching

(hachure dalam Bahasa Perancis) dan juga cross-hatching adalah teknik dalam lukisan dan karya menarik yang digunakan untuk memberikan kesan warna atau bayangan dengan membuat garis-garis hatcing. Jika garis-garis hatcing tersebut diulang -ulang dan bersilang, maka teknik ini menjadi cross hatching.
Teknik dasar
Konsep utama dari hatching adalah kepadatan, jumlah, dan ketebalan garis sangat mempengaruhi kesan bayangan yang dihasilkan. Dengan meningkatkan kepadatan, jumlah, dan jarak antara garis, maka bayangan yang dihasilkan semakin gelap.
Kontras bayangan boleh juga dihasilkan dengan mendekatkan dua jenis hatching yang berbeza sudut garisnya. Hasilnya, variasi garis ini akan memberikan ilusi warna, yang boleh digunakan dengan stabil akan mengasilkan imej yang realistik.

Impasto

lukisan catan yang berlapis yang tebal di atas kanvas dapat menunjukkan catan yang sangat kasar dan palitan - palitan tebal tersebut dapat dilihat dengan jelas. Cat yang di palitkan tercampur di atas kanvas. Teknik impasto akan menghasilkan tekstur yang jelas, sehingga kesan kehadiran objek lebih terasa.

Chiaroscuro

Berasal dari kata Italia yang bererti gelap-terang yang boleh juga diertikan sebagai kontras yang sangat kuat antara cahaya dan bayangan di dalam suatu karya seni.
Teknik chiaroscuro dalam karya cetak agak berbeza dengan teknik camaieu Jerman, di mana kesan menarik dapat dilihat berbeza jelas dalam pembentukan efek pantulan plastik, dan lebih sering menggunakan medium kertas berwarna.

Sunday, October 4, 2009










Thursday, October 1, 2009